Kamis, 01 Oktober 2009



MACAM-MACAM BENTUK POLA PENDIDIKAN ANAK


Berdasarkan hasil pengamatan dalam kehidupan sehari- hari dibedakan menjadi 4 bentuk
1. Pendekatan dengan sikap menang sendiri
-orangtua maunya menang sendiri
-orangtua suka marah suka memerintah
-membuat anak takut tidak berani
Akibatnya anak menjadi ;
-penakut tidak berani
-tidak punya inisiatif
-tidak kreatif
-masa bodoh atau acuh
-rendah diri atau minder
-menutup keterbukaan
-patuh semu
2. Pendekatan dengan sikap mengalah atau memanjakan
-orangtua selalu menuruti permintaan anak
-orangtua melindungi secara berlebihan
-secara tidak sadar orang tua menghambat kedewasaan anak(rasa tanggungjawab)
Akibatnya anak menjadi;
-liar ( tidak kenal aturan )
-selalu mengharapkan bantuan atau pertolongan orang lain
-tidak menghargai orangtua atau orang lain
-tidak punya inisiatif
-tidak kreatif
-dapat menimbulkan pertentangan
3.Pendekatan dengan sikap menang kalah yang tidak menentu
-orangtua mudah marah tapi mudah memberikan kasih sayang
-sikap orangtua tidak menentu ( kadang keras kadang lemah )
-sikap antara ibu dan ayah sering bertentangan
Akibatnya anak menjadi ;
- jiwanya akan terombang ambing
- anak menjadi gelisah dan bingung
- tidak mengetahui mana benar mana salah
- membahayakan perkembangan jiwa anak, tidak punya pendirian tegas.
4.Pendekatan dengan sikap tidak menang tidak kalah
- tidak mengecilkan anak selalu menghargai
- membiasakan meminta maaf bagi siapa saja yang salah
- menegur atau memperingatkan dengan sopan bila anak salah [ menyimpang dari aturan ]
Akibatnya anak menjadi ;
- anak akan tumbuh dan berkembang secara wajar( merasa bebas tapi tetap disertai tanggu-
ng jawab )
-saling menghormati dan menghargai kepada oranglain
- bebas berinisiatif (banyak prakarsa )
- kreatif banyak akal
- mengakui harkat dan martabat orang lain.

ORANGTUA YANG BAGAIMANA SEHARUSNYA SAYA?

Sebagai orangtua ,bapak dan ibu harus selalu sepakat dan sefaham dalam segala langkah dan tingkah laku, serta kebijakannya jangan seperti istilah :satu kapal bernahkoda dua, rujak sentul
( siji ngalor siji ngidul [satu ke utara satu ke selatan] ), bapak bicara ibu melawan dan menentangnya.
Sebagai orangtua yang perlu dilakukan adalah: memberi contoh dan keteledanan sikap yang baik, menanamkan sikap: yang jujur, cermat,rajin, tangguh,disiplin dan mandiri,membiasakan anak bersopan santun terhadap siapapun,menuntun anak bersikap terbuka, cakap bergaul,tidak minder,menanamkan sikap perilaku hidup berdasarkan agama,suka menolong dan menghormati orangtua.

CERITA INSPIRASI

PEMENANG LOMBA TERIAK
Suatu ketika di sebuah sekolah,diadakan lomba pementasan drama.Sebagai peserta adalah semua siswa-siswi disana.Setiap anak mendapat peran dan mamakai kostum seperti yang diperankannya.Semuanya begitu serius,semua berharap bisa tampil menjadi yang terbaik dalam pementasan, karena Bu Guru akan memberikan hadiah.Sementara di depan panggung, semua orangtua murid ikut menyemarakkan acara itu.
Lakon drama berjalan dengan sempurna. Semua anak tampil dengan maksimal. Ada yang berperan sebagai nelayan dengan jala yang disampirkan di bahu, ada yang berperan sebagai petani,lengkap dengan cangkul dan topinya. Di sisi sebelah kanan, tampak seorang anak dengan raut muka yang ketus,sebab memerankan "pak tua yang pemarah",sementara di sisi lain terlihat anak dengan wajah sedih,layaknya pemurung yang selalu menangis.Penonton yang terdiri dari orangtua dan guru kerap bertepuk tangan menyaksikan kelucuan anak-anak yang tampil.
Tibalah kini akhir dari pementasan drama.Dan itu berarti sudah saatnya Bu Guru mengumumkan siapa yang berhak mendapat hadiah. Setiap anak beardebar-debar dalam hati, berharap terpilih menjadi pemain drama yang terbaik."Semoga saja Bu Guru menyebut nama saya". Doa mereka dalam hati.Demikian halnya para orangtua, mereka ikut berdoa, membayangkan anak mereka menjadi yang terbaik, naik ke atas panggung dan mendapat hadiah.
Bu Guru telah menaiki panggung, iapun menyebutkan sebuah nama. Ahhaa... teranyata, anak yang berperan sebagai pak tua yang pamarahlah yang menjadi juara. Dengan wajah berbinar, sang anak bersorak gembira." Aku menang.....", begitu ucapnya.
I apun bergegas menuju panggung, diiringi kedua orangtuanya yang tampak bangga. Tepuk tangan terdengar lagi. Sang orangtua menatap sekeliling,menatap seluruh hadirin.Mereka bangga.
Bu Guru menyambut mereka, mengucapkan selamat.Sebelum menyerahkan hadiah ia sedikit beartanya kepada sang "pemenang","Nak, kamu memang hebat, kamu pantas mendapatkannya. Peranmu sebagai pak tua yang pemarah bagus sekali.Apa ya rahasianya?,kamu pasti rajin berlatih sehingga jadi juara,"tanya Bu Guru,"Coba kamu ceritakan apa yang bisa membuat kamu seperti ini..."
Sang anak menjawab,"Terimakasih atas hadiahnya Bu,dan sebenarnya saya harus berterima kasih kepada ayah, karena dari Ayahlah saya belajar berteriak dan menjadi pemarah.Dari Ayahlah saya meniru perilaku ini.Ayah sering berteriak kepada saya, maka bukan hal yang sulit untuk memerankan seorang pemerah seperti ayah." Tampak sang Ayah mulai tercenung.Si anak melanjutkan,"Ayah membesarkan saya dengan cara seperti ini,jadi peran ini adalah peran yang mudah bagi saya.
Senyap. Selesai anak bicara keadaan bertambah senyap.Begitupun kedua orangtua anak diatas panggung, mereke tampak tertunduk.Jika sebelumnya mereka merasa bangga,kini keadaannya berubah.Seakan mereka berdiri sebagai terdakwa,dimuka pengadilan.Sang orangtua belajar sesuatu hari ini. Yah..ada yang perlu diluruskan dalam perilaku mereka dalam mendidik anak mereka.
-SELESAI-

Sobat, setiap anak adalah duplikat dari orang di sekitarnya. Setiap anak adalah peniru,dan mereka belajar untuk menjadi seperti salah satu dari kita. Mereka akan belajar untuk menjadikan kita sebagai contoh,sebagai panutan dalam bertindak dan berperilaku. Mereka juga akan hadir sebagai sosok-sosok cermin bagi kita, tempat kita bisa berkaca pada semua hal yang kita lakukan. Mereka laksana air telaga yang merefleksikan bayangan kita saat kita menatap dalam hamparan perilaku yang mereka perbuat.
Namun sayang,cermin itu meniru pada semua hal. Baik, buruk, terpuji, ataupun tercela, dimunculkan dengan sangat nyata bagi kita yang berkaca. Cermin itu juga menjadi bayangan apapun yang ada di depannya. Kita tentu tak bisa memecahkan cermin atau mengoyak ketenangan telaga itu, saat melihat gambaran yang buruk. Sebab bukankah itu sama artinya dengan menuding diri kita sendiri?
Sobat, saya ingin berpesan kepada kita semua, "berteriaklah kepada anak-anak kita saat kita marah, maka kita akan membesarkan seorang pemarah. Bermuka ketuslah kepada mereka saat kita marah, maka kita akan membesarkan seorang pembenci, dan biarkanlah mulut dan tangan kita yang bekerja saat kita marah maka kita akan belajar menciptakan seorang yang penuh dengki...".
Peran apakah yang sedang kita ajarkan kepada anak-anak kita saat ini? Contoh apakah yang sedang kita berikan kali ini? Dan panutan apakah yang sedang kita tampilkan? Sobat, percayalah, mereka akan selalu belajar dari kita, dari orang yang terdekatnya, dari orang yang mencintainya. Merekalah lingkaran terdekat kita, tempat mereka belajar, menerima kasih sayang, dan juga tempat mereka meniru dalam berperilaku.
Saya selalu dan selalu berharap, belajar dan terus belajar meningkatkan diri saya, karakter saya sehingga bisa menjadi tauladan bagi anak-anak saya. Terkadang saya kecil hati, kadang geli. Seringkali saya merasa kecewa, merasa malu dan bersalah. Anak-anak benar-benar suatu tantangan yang membutuhkan tidak sedikit pengorbanan waktu, tenaga, pikiran semua tercurah untuk mereka agar mereka kelak jadi sosok yang menjadi impian kita, impian semua orangtua.
Saya berharap, bisa menjadi orang yang sabar saat melihat salah seorang anak saya menumpahkan air di gelas yang mereka pegang. Saya berharap menjadi orang yang ikhlas, saat melihat mereka memecahkan piring makan mereka sendiri. Sebab bukankah mereka baru "belajar" memegang gelas dan piring itu selama 5 tahun, sedangkan kita telah mengenalnya sejak lebih 20 tahun? Tentu mereka akan butuh waktu untuk bisa seperti kita.

Selasa, 29 September 2009


MENJADI ORANG TUA YANG SUKSES

Orang tua yang sukses dan anak-anak mereka adalah pasangan-pasangan dalam hal tata tertib. Orang tua yang sukses mengetahui bahwa disiplin merupakan suatu proses pengajaran. Disiplin bukanlah sekedar hukuman. Orang tua yang sukses mengetahui bahwa tingkah laku dan emosi-emosi mereka mempengaruhi tingkah laku dan emosi-emosi anak-anak mereka. Orang tua yang sukses menjadi contoh tangggungjawab. Mereka memusatkan perhatian mereka dan energi mereka pada segi-segi positif tingkah laku anak-anak mereka. Orang tua yang sukses menekankan kerjasama bukan kendali. Orang tua yang sukses mengajarkan anak-anak mereka untuk berpikir sendiri, mengajarkan pengendalian diri kepada anak-anaknya. Orang tua yang sukses membina harga diri, mereka tahu bahwa harga diri yang sehat merupakan unsur utama yang dibutuhkan anak-anak untuk mengembangkan keyakinan diri dan daya tahan.

Orang tua yang sukses belajar dari anak-anak mereka. Mereka menyusun pola-pola reaksi yang dapat mengurangi kenakalan. Mereka adalah orang tua yang konsisten. Mereka mengatakan apa yang mereka maksudkan dan memaksudkan apa yang mereka katakan. Mereka menindak lanjuti ucapan mereka, tetap tenang bila marah, menggunakan hukuman-hukuman yang mendidik, bukan untuk membalas dendam. Orang tua yang sukses menghubungkan kegiatan-kegiatan tertentu dengan tingkah laku yang baik.

Orang tua yang sukses mengantisipasi masalah, mereka punya suatu rancangan permainan. Mereka punya strategi-strategi proaktif untuk mengelola amarah, pembangkangan, pertengkaran, perbantahan, dan perebutan kekuasaan. Orang tua yang sukses mempunyai rencana-rencana yang mengajarkan nilai-nilai dari merampungkan pekerjaan rumah tangga, mendapatkan uang saku, dan membuat PR.

Orang tua yang sukses tidak membiarkan kenakalan mencegah mereka menikmati kelucuan anak-anak mereka, mereka keras tetapi positif. Mereka serius tentang pentingnya kelakuan yang semestinya. Tetapi bisa mempunyai rasa humor seperti anak kecil kapan saja diperlukan. Orang tua yang sukse tahu bagaimana menghargai anak-anak mereka bahkan bila mereka sering nakal, yang paling penting, orang tua yang sukses terbuka terhadap perubahan.